Wednesday, July 2, 2014

Mimpi jangka pendek

(berhubung besok harus mencari-cari dan menterjemahkan peraturan ke bahasa Indonesia yang sesuai EYD, maka post ini pake bahasa  Indonesia ajah)

Kenapa patung pak tani diletakkan di Menteng?
karena kalo di Gambir nanti mudik terus. kapan nyangkulnya?

5,5 tahun mengerjakan hal yang sama di tempat yang sama membuat otak dan badan saya mengalami kebosanan tingkat tinggi. 10 out of 10. Film dan novel pun tak lagi mempan mengusir kebosanan ini. Buktinya? salonpas di sekujur tubuh dan perut yang semakin membumbung. Kerja dan kuliah ketika teman-teman sebaya masih main-main. Yup, terdengar tidak bisa bersyukur memang, meski dipikir-pikir kalau ga kerja sejak umur 19 tahun mau dapat uang darimana? hiii... 5,5 tahun mengerjakan dan mempelajari hal yang sama sayangnya tidak membuat saya lebih pintar daripada saya 5,5 tahun yang lalu. hmm..... jangan ngomongin kerja dan kuliah terus deh, makin bosen. Berhubung senin-jumat sudah jadi jatahnya kerja dan kuliah (duduk cantik dengan acting penuh perhatian mendengarkan dosen ), sabtu jatah les dan bobo siang. minggu juga bobo siang dan pacaran atau acara keluarga atau ke gereja kalau bisa bangun pagi, jadi kali ini sampai berandai-andai dulu deh kira-kira apa yang ingin dilakukan kalau punya waktu luang lebih banyak lagi.

  • Olahraga atau apapun yang menuntut badan ini terus bergerak
Mungkin belajar nari tanggo atau salsa, ikutan yoga atau aerobik, atau minimal jogging di lapangan banteng dan muterin ragunan secara rutin deh, mau belajar tennis harus ada partnernya soalnya. Banyaknya baju yang semakin tidak muat ketika anggaran untuk beli baju mengecil, lemak yang semakin mengganggu dan membatasi kebebasan duduk dan berfoto dengan pose yang variatif, serta banyaknya salonpas yang semakin tidak mempan melawan nyeri otot dan salah urat dimana-mana ini sepertinya harus sesegera mungkin diatasi.

  • Ngajar
duuh......ini mimpi yang sudah terlalu lama dimimpikan tanpa ada ancang-ancang untuk segera dimulai. Keburu tua nih. Setiap terlintas niat untuk mengajar, diikuti juga pemikiran-pemikiran "emang mau ngajar apa?IP aja pas-pasan. Ekonomi kuliahnya cuma ngejar absen dan jangan sampai dapat C. Ngajar matematika sudah terlanjur menguap ilmu dan kemampuan berpikir logisnya. Ngajar bahasa Inggris, score TOEFL kemarin juga karena ditopang doa yang segunung". Mau ngajar apa dong?

  • Belajar Jahit
Ongkos jahit dan permak yang melambung semakin tinggi di tanah Jakarta ini sudah sampai pada taraf yang mengkhawatirkan, meskipun tanpa kenaikan tersebut tetap ada keinginan untuk bisa menjahit karena mupeng setiap baca blog yang berisi tutorial untuk bikin proyek diy-diy gitu. Lumayan juga kalau sampe bisa bikin sesuatu yang bagus dan bisa dipakai orang lain. Minimal menghemat pengeluaran untuk beli kado lah. Lebih mupeng lagi kalau bisa jadi sumber arus kas tambahan. duit....duit....duit....(membayangkannya saja sungguh menenteramkan jiwa). Sayangnya jiwa ini tak  lagi tenteram ketika melihat harga mesin jahit. mohon doanya ya supaya saya bisa mencicilnya

  • Belajar bikin kue
Mirip-mirip dengan belajar jahit yang termotivasi dari blog tetangga yang keren-keren, keinginan untuk meningkatkan penghasilan dan menurunkan pengeluaran untuk beli kue jika ada yang ulang tahun dan pengeluaran untuk jajan, serta kecintaan terhadap makanan yang terlalu mendalam. Alangkah indahnya juga kalau bisa jadi usaha. hmm..... jajan gratis, dapet duit lagi. Semua itu terbentur lagi dengan kenyataan bahwa saya tidak punya dapur sendiri yang mumpuni. yaah, rumah saja mahalnya selangit gimana caranya mau punya dapur?

  • Belajar bahasa Spanyol
Agak ngawur memang. Entah tujuannya juga apa. Toh fabregas sudah saya lupakan sejak dia mengkhianati cinta saya dengan memutuskan untuk kembali ke Barcelona. Bahasa korea pun tak apa-apa lah, siapa tau bisa belajar melampiaskan kekesalan kepada Yong Dae oppa yang tega mengalahkan Hendra/Ahsan di depan mata saya sendiri. Sayangnya situs pembelajaran bahasa asing gratis yang mumpuni seperti duolingo (gratis yang terbaik menurut saya) masih terbatas untuk bahasa-bahasa tertentu. 

Setelah dibaca-baca lagi angan-angan di atas, sepertinya saya kebanyakan "tapi". Kapan mulainya nih nggi?